Hallo para pejuang UKMPPD.. Mau sedikit share
nih. Alhamdulillah kemarin sudah lulus ujian UKMPPD. Sebulan menjelang hari H
deg-degannya gak karuan banget. Khawatir was-was kalo ga lulus. Alhamdulillah
banyak faktor yang menguatkan jadi agak stabil. Trus, gimana dong? Hehe.. Well,
check it out!
1. Belajar
Cara ini cuma satu-satunya
yang bisa masukin ilmu ke dalam otak, hehe. Ga lain dan gak bukan. Cuma
kadang perlu berimprovisasi biar gak
bosen.
a.
Temenmu ikut menentukan nasibmu
Okey, saya sendiri belajarnya cuma berdua intensif sama
temen (kadang sesekali ada temen lain yg juga ikutan). Pemilihan temen dalam
hal ini jadi sangat penting. Kebayang kan kalo seandainya kamu udah illfeel dari awal, gimana ntar prosesnya? Silakan cari temen yang membuat kamu
nyaman. Kalau saya sendiri orangnya agak seriusan, gak suka basa basi, tapi
kalo gilanya kumat butuh orang yang juga bisa diajak gila, haha. Yah intinya,
kalo waktunya belajar ya belajar, bercanda ya bercanda, curhat ya curhat, tidur
ya tidur. Oya, temen yang mirip sifatnya sama kamu biasanya bisa lebih enak
beradaptasi. Dari awal kalian harus membangun komitmen, “Mulai saat ini kita
belajarnya bareng ya. Gimana nih nanti mau belajarnya?”
b.
Tentukan Strategi dan Target
Belajar
Nah, hal ini juga penting, karena kamu gak bisa belajar
hanya seperti air mengalir. Kalau di kampus saya, suasana UKMPPD sudah mulai
terasa sejak H-1 bulan lebih. Sebelum bimbingan kampus, ada ujian Tapis. Kalo gak lulus ujian ini,
maka tidak diperbolehkan melangkah ke tahap berikutnya (bimbingan+ujian UKMPPD)
tetapi disunnahkan mengikuti bimbingan jangka panjang untuk mempersiapkan Ujian
Tapis periode berikutnya. Katanya ini untuk mempersiapakkan akreditasi sih,
karena kelulusan first taker UKMPPD mendapat porsi yang besar untuk penilaian sertifikasi.
Bagaimana mengatur strateginya??
Karena masing-masing orang memiliki cara belajar yang berbeda,
maka be your self aja. Sejak awal saya
tidak ikut bimbel di luar kampus, alasannya selain karena dana (hehe), juga
karena saya memiliki jam produktif untuk belajar. Pengalaman kakak kelas
katanya sering merasa capek karena bimbingan kampus saja sudah sampai sore
dilanjutkan dengan bimbingan di luar yang lamanya 4-5 jam (walaupun pada
periode saya bimbingan kampus jadwalnya hanya sedikit sekali, hehe). Saya
sendiri ga
bisa dipaksa belajar jika sudah capek, karna percuma saja ilmunya ga akan masuk.
It’s about a time. Karena UKMPPD akan sangat tidak efektif jika kita membuka textbook
yang tebalnya seperti bantal itu, maka kami mengambil sumber dari internet atau
mengkopi modul bimbel luar (thanks to bimbel luar yang mengizinkan untuk di
copy). Akan sangat memakan waktu jika semua penyakit dibahas A-Z. Target kami
adalah: mencari tahu yang belum tahu dan
menyempurnakan yang sudah tahu. Oleh karena itu, kami membahas soal
sebanyak-banyaknya. Dengan demikian, dari situ nanti akan diketahui hal-hal
yang kami masih kurang. Target 1 hari adalah 100 soal. Walau kadang sampe
kadang gak, wkwk. Carilah bank soal yang sudah ada kunci jawabannya. Tetapi
sebelum membuka kunci kamu isi dengan jawaban dan penjelasan versimu sendiri,
setelah itu baru liat kunci untuk mengoreksi. Kadang ada loh, jawaban yang
malah kuncinya salah. Naaah, soal yang seperti inilah yang nanti akan
ditanyakan ke pakar/spesialis saat bimbingan kampus.
c.
Dilamain belajarnya, bukan
bercandanya atau tidurnya, wkwk
Jadi kemaren kosan saya lamanya 45 menit dari kosan temen
saya (kosan temen saya dekat kampus). Intinya saya ke kosan dia pagi-pagi (ada
atau tidak ada bimbingan kampus) dan pulang jam 9 malem. Hampir setiap hari
seperti itu kecuali hari minggu. Yaa, bagaimana caranya supaya target soal
dibahas habis. Kadang setelah makan siang mudah ngantuk, trus kami tidur.
Setelah tidur belajar lagi. Kadang jenuuuuh banget, trus kita jalan, hehe (yg deketan aja). Kadang
lagi pengen curhat, ya cerita, trus belajar lagi. Tapi tetep, porsi untuk
belajar harus lebih besar.
d.
Try Out itu membantu loh..
Waktu periode saya ada 8 kali Try Out yang diselenggarakan
kampus, dan 1x Try Out AIPKI. Yg AIPKI saat itu pendaftarannya agak ribet
karena saya posisinya tidak di Jogja jadinya tidak ikut. Dari 8 kali TO kampus,
hanya 1x nilainya yang diatas 66, haha. Kata dosenku sih, TO kampus memang
sengaja dibuat sulit dibanding soal UKMPPD nantinya karena agar kita terbiasa.
Tapi tetap saja sempat bikin down, koq gak lulus lulus yaa.. Tapi gapapa, yg
penting nanti UKMPPD lulus. Jadinya kampus berhasil bikin saya semangat dgn
nilai TO seperti ini, wkwk.
Nilai TO membantu banget untuk
ngukur sudah sejauh mana kemampuan kita loh. Kalo belum mencapai target, berarti
yaa masih ada yang kurang. Belajar & belajar lagi. Sering-sering TO juga
membantu kita untuk terbiasa mengenali soal. Beruntung deh kalo ada soal yang
mirip banget waktu nanti keluar pas hari H. Tapi, kalo dari kampusmu ga
ngadain, silakan berimprovisasi sendiri. Misalnya ada soal TO dari bimbel lain
atau darimana aja, silakan kerjaan sendiri tanpa melihat buku dengan time limit sesuai UKMPPD. Nah, setelah
itu jawabanmu dicocokkan dengan kunci deh. Dilihat apakah sudah melewati
passing grade atau belum. Selamat Berjuang!!!
e.
OSCEnya
gimana?
Nah, karena yang dinilai saat ini
adalah performamu, maka cobalah untuk bersikap seprofessional mungkin.
Bayangkan saja saat itu kamu sudah jadi dokter beneran, dan bayangkan seperti
apa kamu ingin terlihat di hadapan pasien. Pastinya pengen the best dong yaa..
Pengen cerita aja, sebenarnya pas
H-3 OSCE ini ada sesuatu yang terjadi sehingga tidak bisa membuat saya
meluangkan waktu dan fokus untuk belajar. Ini semua hal-hal di luar kehendak
saya yang tidak bisa saya kendalikan. Kalau sudah seperti ini, modal saya
adalah materi yang sudah saya pelajari menjelang CBT. Untuk praktek, modal saya
adalah tindakan-tindakan yang pernah saya lakukan saat koas. Selebihnya adalah
bagaimana membuat pasien nyaman. Komunikasi dan care adalah poin yang sangat saya tonjolkan. Memang tidak ada yang
sempurna. Tapi dapat poin 81 saat belajar seadanya menjelang OSCE ini adalah
sesuatu yang sangat saya syukuri..
Maka, jika teman-teman belajarnya
maksimal, maka kemungkinan besar nilainya akan lebih tinggi dari saya. Pada
intinya OSCE adalah mengulang apa yang sudah kalian lakukan di koas. Jika ada
prosedur tindakan yang lupa, maka perlu dibuka lagi. Oya, di kampus juga ada
bimbingan OSCE beserta praktiknya loh. Mungkin alat-alatnya kadang ada yang sedikit
berbeda dengan di RS pendidikan. Nah, silakan familiarkan dirimu dengan
alat-alat tersebut, bila perlu difoto.
Saat ujian, mungkin saat berada di
koridor akan sangat gugup. Tapi saat memasuki ruangan dan berkomunikasi dengan
pasien, percayalah itu semua akan hilang. Ajak pasien berbicara sebagaimana layaknya
dokter pasien. Bahkan candaan-candaan kecil bisa melumerkan suasana loh.. Daan,
tidak usah down jika 1 stasion banyak yang salah dan tidak sempurna. Masih
banyak stase lain untuk meraup nilai. Jadiii, semangattt!!
2. Berdoa
Guys,
sempurnakan ikhtiar dengan doa. Kita ini miliknya Allah, Dia yang punya kendali
atas sesuatu. Mau dibuatnya lulus atau gak, itu mudah saja. Maksimalkan ibadah,
maksimalkan doa. Mohon ampun atas dosa-dosa selama ini.
Waktu
persiapan OSCE yang seadanya, sejujurnya saya tidak bisa berkutik. Ya Allah,
persiapan ini tidak maksimal. Semua yang terjadi beberapa hari ini di luar
kendali saya. Berharap Allah mudahkan saya untuk tampil dengan performa
terbaik, membukakan pintu hati penguji untuk memberikan nilai terbaik. Ada satu
ruangan yang setelah saya diskusikan dengan peserta yang lain setelahnya,
ternyata saya salah dari mulai pemeriksaan penunjang, diagnosis, dan terapi.
Inilah yang membuat saya khawatir tingkat tinggi, diluluskan atau tidak.
Walaupun setelah keluar dari ruangan ini saya dengan pedenya yakin benar. Dan
ternyata, Allah luluskan, Alhamdulillah..
Demikian
halnya dengan CBT. Saya tandai soal yang masih ragu-ragu dan saya isi soal yang
yakin benar. Alhamdulillah saat itu yang yakin benar 140an soal diantara 200
soal.
Saat
down dengan nilai TO yang susah lulusnya, saya berbisik ke diri saya sendiri. “Saat
kita sudah berjuang habis-habisan, tidak akan mungkin Allah tidak meluluskan”. Itulah husnudzhon saya ke Allah, sehingga
semangat itu terus ada.
Jangan lupa
untuk minta doakan ke orang-orang terdekat, terutama orang tua. Ingat, doa dari
orang tua adalah yang paling mustajab.
Satu
lagi, tanamkan dalam diri, “Tidak apa-apa saya berjuang mati-matian untuk kali
ini, yang penting saya langsung lulus”
Selamat
berjuang para pejuang! Sertakan Allah selalu dalam langkah kita!
#NB:
Jangan lupa buka SKDI. Tentukan prioritasmu.