Tadi pagi di poli mata,
Case 1
Pasien datang diantar anaknya untuk kontrol ke dokter. Di dalam poli suasana cukup ramai, ada 2
dokter, 6 orang koas, dan aku sendiri. Aku lupa tadi sebelumnya dokter
membicarakan tentang apa, tiba-tiba anak pasien menyambung obrolan, “tetangga
kami ada yang bunuh diri loh Dok”. Aku menatap seisi ruangan tampak penasaran, “bunuh
diri kenapa?”. Anak pasien tersebut akhirnya bercerita, “tetangga saya sudah
lama menderita katarak. Selama ini memang mengeluhkan penglihatannya yang
berkurang. Dia sudah minta kepada dokter untuk dioperasi, namun dokter menolak
dengan alasan kataraknya masih tipis sehingga harus menunggu tebal dulu. Namun tetangga
saya ini tidak puas dan terus mengeluhkan penglihatannya. Suatu hari sepulang
dari masjid, ia menutup pintu rumahnya, dan setelah itu masyarakat menemukannya
dengan bekas sayatan di perut dan tidak bernyawa lagi”.
Case 2
Pasien datang ke poli juga diantar anaknya. Dari penuturan
dokter, pada kontrol sebelumnya pasien nangis terisak di hadapan dokter mengeluhkan
penglihatannya. Saat tadi di poli pasien juga di periksa, mata kanan visus 0
dengan katarak, artinya saraf penglihatannya sudah tidak bisa lagi berfungsi
walaupun harus operasi (dengan kata lain mata kanan tidak bisa melihat lagi).
Mata kiri dengan katarak, visus 1/60 (hanya bisa melihat jelas di jarak 1 m)
rencana operasi. Namun, dokter menjelaskan bahwa kemungkinan hasil operasi
50:50. Kemungkinan penglihatan membaik 50%, kemungkinan penglihatan tetap seperti
sekarang 50%, tergantung kualitas persarafannya. Ibu itupun kembali menangis
dan mengeraskan suaranya sambil berdoa agar operasinya bisa memperbaiki
penglihatannya. Seisi ruanganpun mengaminkan.
Hikmah dari kedua kasus ini:
Memang benar jika ada yang bilang, mata itu jendela dunia. Kita
bisa tahu seperti apa dunia itu dari melihat.
Pernah mengalami mati lampu? Dulu saat kecil itu ketakutan sekali: gelap, tidak
tahu arah, mau berjalan takut nabrak. Maka sudahkah kita bersyukur dengan nikmat
Allah yg luar biasa ini?
“Katakanlah: siapakah
yang memberi rezeki kepadamu dari langit dan bumi atau siapakah yang kuasa
(menciptakan) pendengaran dan penglihatan” Q.S. Yunus:31
Maka wajarlah kekhawatiran mereka yang berkurang
penglihatannya. Ada ketakutan luar biasa, seakan-akan dunia ini akan pergi dari
mereka. Dulu dunia disaksikan dengan indahnya, namun sekarang seolah-olah mulai
lenyap. Mohon didoakan semoga pasien segera sembuh, diberikan kesabaran dan
kekuatan. Aamiin
“Sesungguhnya
pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya itu akan diminta
pertanggungjawabannya” Q.S. Al-Isra’:39
NOTE:
Dalam kasus I, cerita suicide hanya kami ketahui dari
pengantar pasien. Alasan dan kebenarannya hanya Allah yang tahu. Untuk indikasi
operasi katarak dilakukan setelah expertise memeriksa kondisi medis pasien secara
keseluruhan.