Pages

Thursday, November 20, 2014

Bapak Penjual Buku

Pagi itu, hari ke dua di stase saraf, seorang bapak masuk ke bangsal dengan menjajakan buku-buku dagangannya. Kebanyakan bukunya adalah buku-buku sekolah, khususnya buku latihan ujian nasional. Aku teringat cerita seorang teman yang mengisahkan seorang penjual buku yang bisa menyekolahkan anaknya di kedokteran. Sambil aku dengarkan percakapannya dengan perawat, aku tahu bahwa bapak inilah orangnya. Aku dekati beliau untuk menguak kisahnya.

Bapak ini memiliki dua orang anak. Keduanya berkesempatan kuliah dengan beasiswa. Anak pertama pernah kuliah di Kedokteran Umum UGM dan sekarang bekerja di RS Fatmawati Jakarta. Anak kedua sedang kuliah di Kedokteran Gigi UGM. Keduanya beasiswa. Selama ini aku berpikir, untuk mendapatkan beasiswa di perguruan tinggi negeri tentunya memerlukan kerja keras yang ekstra. Apalagi beasiswa dari kampus no.1 di Indonesia dengan jurusan yg paling diminati pula. Saat ini, anak pertamanyapun mendapatkan beasiswa untuk Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) dengan pilihan spesialisasi Penyakit Dalam atau Anak.

Semakin penasaran saja untuk tahu bagaimana caranya bapak ini mendidik anaknya. Oya, beliau tinggal di Wonogiri dan saat SMA anak beliau bersekolah di  sekolah favorit di Solo. Pemerintah daerahlah yang menggiring mereka untuk merasakan manisnya beasiswa. Entah edukasi apa yang diberikan bapak ini untuk mendidik anaknynya. Namun, beliau menuturkan bahwa daya serap ilmu anak pertama beliau cukup tinggi. Dengan ketekunannya, ia dengan mudah mengerjakan soal-soal yang diberikan. Karena selalu bersama dengan kakaknya, adiknyapun mewarisi kepintarannya. Tidak berlebihan jika ia juga menyabet Kedokteran Gigi UGM dengan beasiswa. Diluar itu semua, ada satu hal yang sering tidak terkuak, namun (aku yakin) merupakan pangkal dari kesuksesan kedua anaknya. Ketika aku bertanya, “Adakah doa khusus yang dipanjatkan untuk mereka Pak?”. Jawab beliau, “Saya melakukan sholat tahajud mba”. Aku terdiam. Apa lagi yang ingin ditanyakan. Tidak ada yang bisa mengingkari, bahwa saat hambaNya meminta di sepertiga malam terakhir, maka Ia akan mengabulkannya.

Akupun izin pamit untuk melanjutkan memeriksa pasienku. Ah, masih banyak yang ingin aku tanyakan Pak. Sebanyak dan selengkap anamnesis yang membuatku penasaran terhadap pasien.

Friday, October 24, 2014

Kebahagiaan Seorang (Calon) Dokter

Empat bulan melakoni pekerjaan sebagai seorang dokter muda, rasanya nano-nano. Jika dituliskan disini, sepertinya tidak akan cukup. Segala puji bagi Allah yg menganugerahkan semua ini. Tetapi ada satu hal yang sangat ingin saya bagikan, bahwa dari sekian banyak rasa itu, melihat pasien sembuh adalah kebahagiaan. Kebahagiaan tak terlukiskan. Kebahagiaan karena Allah mengizinkan kita menjadi perantaranya untuk mengobati pasien. Meskipun coass hanya sebagai asisten dokter spesialis, itu sudah cukup bagi bocah yang haus akan ilmu dan pengalaman seperti kami..

Teman, pernahkah kalian merasakan mata kabur? Atau tidak bisa melihat pada jarak tertentu? Jika pernah, bagaimana rasanya? Dan kalianpun bisa membayangkan bagaimana rasanya orang yang mengalami kebutaan (na'udzubillah). Kondisi ini sering kami temukan di stase mata. Pasien dibopoh keluarganya untuk berjalan. Pelan-pelan. Meraba-raba sekitarnya. Dulunya beliau bisa melihat, tetapi karena penyakit tertentu, beliau mengalami kebutaan.. Dan kita semua tahu bahwa mata adalah jendela dunia..

tahukah kawan..
Bahagia itu..jika setelah kita memberikan obat, pasien bisa melihat..
Bahagia itu..jika sebelum operasi beliau tidak melihat, saat setelah operasi kita menanyakan, "sudah terang kan pak?" Dan beliau menjawab, "iya"
Bahagia itu..jika pasien mata kabur bisa melihat dengan jelas karena kacamata yang kita ukur..

Teman, itulah kebahagiaan profesi ini. Tidak ada dokter yg ingin pasiennya tidak sembuh. Tidak ada. Dengan ilmu ini, raga ini, kemampuan ini, Allah amanahi kami untuk mengobati hambaNya. Doakan kami agar bisa menjalankan amanah ini dengan sebaik-baiknya..

#Hari Dokter Nasional, 24 Oktober 2014

Tuesday, September 9, 2014

Sunat Wanita menurut WHO, Peraturan Menteri, dan Syari’at Islam

Pandangan WHO tentang Sunat atau Khitan Wanita
Sunat atau khitan atau sirkumsisi adalah suatu tindakan yang sudah sangat umum dikenal dan diakui oleh agama-agama di dunia. Khitan dapat dilakukan pada pria dan wanita. Namun khitan wanita atau dalam WHO dikenal dengan Female Genital Mutilation merupakan tindakan yang banyak menuai kontroversi. Berikut adalah pernyataan dari WHO:
“Sunat pada wanita secara internasional dikenal sebagai pelanggaran hak asasi manusia terhadap anak-anak wanita dan wanita dewasa. Sejak sunat ini hampir selalu dilakukan walaupun sedikit, hal ini juga merupakan pelanggaran terhadap hak asasi anak.”
Jenis-jenis sunat wanita, yaitu:
1.       Klitoridektomi
Menghilangkan klitoris (bagian genital wanita yang kecil, sensitif, dan hanya pada bagian erektil) sebagian atau total dan atau dalam kasus yang jarang hanya pada preputium (lipatan kulit di sekitar klitoris)
2.       Eksisi (pemotongan)
Menghilangkan sebagian atau total klitoris dan labia minora, dengan atau tanpa eksisi labia minora (labia adalah bibir yang mengelilingi vagina)
3.       Infibulasi
Menyempitkan pintu vagina melalui kreasi yang menutupinya
4.       Lain-lain
Semua prosedur yang menyakitkan pada organ genital wanita dengan tujuan bukan tujuan medis, contohnya: penusukan,  mencungkil, menggunting, mengikis, dan membakar organ genital
Sunat wanita menuai berbagai konsekuensi.  Dari sisi kesehatan, siunat wanita tidak memiliki keuntungan. Tindakan yang dilakukan hanya merusak genital wanita yang sudah dalam keadaan normal dan natural. Bahkan hanya menimbulkan efek samping dan risiko seperti dibawah ini.
Risiko kesehatan yang segera
-          Nyeri berat
-          Syok
-          Perdarahan (misal: perdarahan berlebih)
-          Sepsis
-          Kesulitan mengeluarkan urin
-          Infeksi
-          Kematian
-          Konsekuensi psikologis
-          Unintended labia fusiin
Risiko Kesehatan Jangka Panjang
-          Perlu pembedahan
-          Masalah perkemihan dan menstruasi
-          Nyeri saat hubungan seksual dan miskinnya kualitas seksual
-          Infertilitas
-          Nyeri kronik
-          Infeksi (misal: sistitis, abses dan ulkus genital, infeksi pelvis kronis, infeksi traktus urinarius)
-          Keloid (misal: berlebihnya jaringan skar)
-          Infeksi saluran reproduksi
-          Konsekuensi psikologis, seperti ketakutan berhubungan seksual, gangguan stres pasca trauma, kecemasan, depresi)
-          Peningkatan risiko kanker serviks
Komplikasi obstetrik
-          Seksio sesaria
-          Perdarahan postpartum
-          Memperpanjang tinggal di rumah sakit
-          Resusitasi neonatus
-          Mati saat lahir (stillbirth)
Kondisi yang sering dipertimbangkan memiliki hubungan dengan sirkumsisi tetapi dalam penelitian tidak memiliki hubungan
-          HIV
-          Fistula obstetrik
-          Inkontinensia
Selain konsekuensi kesehatan, sunat wanita juga menuai konsekuensi sosial. Beberapa penelitian mengidentifikasi konseskuensi yang negatif untuk keluarga, anak, dan wanita dewasa dari tindakan ini. Praktik ini dilakukan karena adanya norma sosial yang kuat di tengah masyarakat. Jika tindakan ini tidak dilakukan oleh seseorang atau anggota keluarga, maka akan terjadi diskrimininasi, seperti tidak dianggap sebagai anggota masyarakat tertentu. Sampai-sampai mereka menyadari bahwa risiko sosial lebih besar daripada risiko kesehatan fisik dan mental yang dialami oleh wanita tersebut.

Legalitas Sunat Wanita di Indonesia
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1636 tahun 2010 tentang Sunat Perempuan maka sunat perempuan hanya dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan tertentu, yaitu dokter, bidan, dan perawat yang telah memiliki surat izin praktik. Tenaga kesehatan inipun diutamakan perempuan. Yang dimaksud sunat perempuan dalam hal ini adalah tindakan menggores kulit yang menutupi bagian depan klitoris, tanpa melukai klitoris. Persyaratan dan prosedur tindakan juga telah diatur dalam Peraturan ini.

Sunat Wanita dalam Perspektif Islam
Sunat bagi wanita tidak diperselisihkan syari’atnya, namun para ulama berbeda pendapat tentang hukumnya, apakah hanya sunnah atau sampai wajib. Namun demikian, berdasarkan hadits dibawah ini pendapat terkuat adalah wajib.
“Fitrah ada lima: khitan, mencukur bulu kemaluan, mencabut bulu ketiak, menggunting kuku, dan menggunting kumis” (Shahih, HR.Bukhari & Muslim)
Namun, tidak semua jenis khitan digeneralisasikan untuk dibenarkan. Di Afrika, dikenal jenis Khitan Fir’auni yang prosedurnya menyalahi ajaran islam. Ada beberapa bentuk khitan Fir’auni, yaitu:
-          Klitoridektomi
-          Dipotong sebagian bibir dalam vagina
-          Dijahit sebagian lubang tempat keluar haidnya
Jika demikian, maka jenis seperti ini tidak diperbolehkan karena mengandung mudharat yang besar bagi wanita. Maka, sabda nabi saw “Apabila kamu mengkhitan, potonglah sedikit saja dan jangan kamu habiskan. Hal itu lebih mencerahkan wajah dan lebih menyenangkan suami” (HR. Al-Hakim, Ath-Thabrani, dan selain keduanya). Prosedur khitan secara lebih rinci dapat dibuka link yg menjadi sumber.
Berdasarkan tiga sumber yang disebutkan diatas, maka diperbolehkan atau tidaknya sunat wanita tergantung sudut pandang pembaca. Penulis pribadi lebih memilih mentaati perintah Allah dan Rasulnya, terlepas dari berbagai konsekuensinya. Karena penulis yakin, jika diturunkan suatu perintah kepada umatNya, maka kemaslahatanlah yang akan didapatkan..
Wallahu’alam bish shawab

Sumber:
1.       WHO, 2012, Understanding and adressing violence againts women
2.       Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia NOMOR 1636/MENKES/PER/XI/2010 tentang Sunat Perempuan

3.       asysyariah.com/problema-anda-hukum-khitan-bagi-wanita/  

Hipertensi vs Kolesterol

Bagaimana Hubungan antara Kolesterol dengan Hipertensi?
                Kolesterol merupakan lemak yang menjadi momok bagi banyak orang. Kolesterol diangkut di darah oleh lipoprotein, yaitu LDL, HDL, VLDL, dan IDL. Kolesterol yang banyak dalam tubuh atau hiperkolesterolemia dapat membentuk plak/sumbatan di pembuluh darah yang disebut aterosklerosis. LDL berperan penting menyebabkan terjadinya proses ini. Banyak orang yang mengatakan bahwa kolesterol yang menumpuk akan menyumbat aliran darah sehingga tekanan darah menjadi tinggi (hipertensi).  Namun, dalam beberapa kasus, banyak juga didapatkan pada orang yang kadar kolesterolnya tinggi ternyata tidak mengalami hipertensi. Lantas, bagaimanakah hubungan antara keduanya? Apakah kolesterol dulu yang menyebabkan hipertensi ataukah hipertensi yang menyebabkan aterosklerosis?

Proses Terjadinya Aterosklerosis            

Sebelumnya, kita harus mengetahui terlebih dahulu bagaimana proses kolesterol dapat menyebkan plak aterosklerosis.
 Gambar 1. Pembentukan Aterosklerosis
Sumber: Kumar et al, 2007

Proses terjadinya aterosklerosis terjadi dalam beberapa tahap. Kerusakan endotel vaskuler merupakan awal terbentuknya proses ini. Kerusakan itu sendiri dapat disebabkan oleh hiperkolesterolemia dan hipertensi (Alexander, 1995). Selanjutnya, paparan molekul adhesi pada sel endotel akan meningkat dan kemampuan endotel untuk melepaskan nitric oxide akan menurun sehingga monosit dan lipid yang beredar di sirkulasi mulai menumpuk di tempat yang mengalami kerusakan. Nitric oxide sendiri berfungsi untuk mencegah perlekatan makromolekul, trombosit, dan monosit pada endotel (Guyton & Hall, 2007).
             Monosit yang melekat masuk ke lapisan endotel melalui tunika intima dan bertransformasi menjadi makrofag. Selanjutnya, makrofag akan mencerna dan mengoksidasi tumpukan lipoprotein yang menyebabkan dirinya berbentuk seperti busa sehingga disebut sel busa (foam cell). Sel busa yang menumpuk dan bersatu akan membentuk fatty streak. Semakin lama, fatty streak akan semakin membesar, demikian juga dengan otot polos dan jaringan fibrosa di sekitarnya. Makrofag akan memperberat keadaan ini dengan mengeluarkan zat proinflamasi sehingga meningkatkan proliferasi jaringan fibrosa dan otot polos. Plak yang menonjol ke dalam ini juga ditambah dengan penimbunan lipid sehingga plak akan semakin besar sehingga kadang-kadang menyumbat aliran darah (Kumar et al, 2007).

Aterosklerosis Menyebabkan Hipertensi
             Adanya aterosklerosis dapat menyebabkan resistensi atau tahanan di pembuluh darah. Menurut Sherwood (2007) tekanan darah arteri rerata dipengaruhi oleh resistensi perifer total. Sedangkan menurut Kumar et al. (2007), lokasi utama terbentuknya adalah di arteri elastik (aorta, arteri karotis, dan arteri iliaka) dan arteri muskular besar dan sedang (arteri koronaria dan poplitea). Sinus aorta juga lebih rentan terkena aterosklerosis (VanderLaan et al., 2004). Dari lokasi tersebut, aterosklerosis ternyata jarang mengenai lokasi perifer, padahal syarat terjadinya hipertensi adalah adanya resistensi perifer total.
             Selain itu, pembentukan aterosklerosis membutuhkan waktu yang yang cukup lama. Penelitian oleh Gils et al (2011) volume plak meningkat hanya 1,2% per tahun. Selain itu, terjadi penurunan jaringan fibrosa 1,5%, penurunan lipid 1,8%, dan peningkatan kalsifikasi 3,3%. Oleh karena ini dapat ditarik kesimpulan bahwa peningkatan kadar kolesterol jarang menyebabkan hipertensi.

Hipertensi Menyebabkan Aterosklerosis
             Menurut penelitian yang dilakukan Alexander (1995) hipertensi dan hiperkolesterolemia dapat meningkatkan stres oksidatif yang akan mengaktivasi gen yang memicu respon inflamasi dan pada akhirnya akan membentuk plak aterosklerosis.
               
Apa saja penyebab hipertensi?
                Sebelum mempelajari penyebab hipertensi, sebelumnya harus dipahami dahulu tentang fisiologi pengaturan tekanan darah. Regulasi tekanan darah arteri rerata diperlihatkan oleh gambar 2.
Gambar 2. Regulasi Tekanan Darah Arteri Rerata
Sumber: Sherwood, 2011

Tekanan darah juga dikontrol oleh mekanisme jangka pendek (refleks baroreseptor) dan mekanisme jangka panjang (keseimbangan garam dan air yang diperankan oleh ginjal).
                Lantas, apa saja yang menyebabkan hipertensi? Pada dasarnya hipertensi disebabkan oleh berbagai faktor risiko yang menyebabkan terganggunya regulasi tekanan darah. Patofosiologi tersebut dapat dijelaskan dalam gambar 3.


Sumber:
Alexander, R.W. (1995) Hypertension and the Pathogenesis of Atherosclerosis Oxidative Stress and the Mediation of Arterial Inflammatory Response: A New Perspective, AHA Journals, vol. 25, pp.155-161
Kumar, V., Cotran, R.S., Robbins, S.L. (2003)Robbins Basic Pathology ( ed). Pendit, B.U. 2007 (Alih Bahasa), EGC, Jakarta, 369-382
Gils, M.J., Vukadinovic, D., Dijk, A.C., Dippel, D.W., Niessen, W.J., Lugt, A. (2011) Carotid Atherosclerotic Plaque Progression and Change in Plaque Composition Over Time: A 5 Year Follow-Up Study Using Serial CT Angiography, Am J Neuroradiol, vol.33, pp.1267-1273

Sunday Morning (SunMor) UGM

Jika Anda warga Yogyakarta, pasti sudah tidak asing lagi dengan SunMor. Ya, pasar mingguan ini memang sering dijadikan tempat tujuan untuk berbelanja ataupun sekadar untuk cuci mata setelah lelah berolahraga di minggu pagi. Pasar ini berlokasi di Jl. Notonegoro-Jl. Olahraga yang masih merupakan wilayah kampus UGM. Pedagang menggelar dagangannya di sisi kiri dan kanan jalan dengan mendirikan tenda atau hanya beralaskan tikar. Berbeda dengan Malioboro yang didominasi oleh kerajinan dan souvenir khas Jogja, di tempat ini kita bisa menemukan berbagai jenis barang. Mulai dari produk yang biasa kita gunakan sehari-hari hingga barang-barang unik yang jarang kita temukan di tempat lain. Jadi, tidak heran jika tempat ini menjadi sasaran para penjual produk atau jasa karena barang yang hendak dijajakan tidak ditentukan dan pembeli yang berdatangan cukup ramai.

Berbicara tentang menjual jasa, saya dan teman-teman pernah memiliki pengalaman berjualan disini. Kami menjual jasa pemeriksaan gula darah, kolesterol, dan asam urat dengan bonus tensi, timbang berat badan, dan konsultasi kesehatan. Awalnya kami melakukan ini hanya untuk penggalangan dana suatu kegiatan di kampus, jadi hanya dua pekan. Setelah melihat antusiasme dan banyaknya customer yang datang, saya dan teman saya berinisiatif untuk menjadikannya bisnis. Maka, mulailah bisnis keci-kecilan ini yang digawangi tiga orang. Komitmen kami ingin terus buka setiap hari minggu. Namun, karena kesibukan masing-masing, terkadang kami hanya mampu berjualan dua minggu sekali. Kendati demikian, kami bersyukur sudah bisa eksis selama empat bulan. Karena baru empat bulan, kami bukanlah termasuk dalam paguyuban pedagang SunMor. Namun, hal ini tidak masalah, karena siapapun memiliki kesempatan untuk berdagang disana.

Jika kalian ingin berdagang di Sunmor, sebenarnya yang terpenting adalah bagaimana caranya mendapatkan lapak. Namun sebelumnya harus diketahui bahwa pedagang-pedagang SunMor terdaftar dalam suatu paguyuban. Pedagang yang telah terdaftar dalam Paguyuban Pedagang SunMor akan mendapatkan kartu anggota. Dalam kartu ini tertulis lokasi tempatnya berjualan. Jadi, jika posisinya sudah lebih dahulu ditempati pedagang lain, maka ia dapat menunjukkan kartu tersebut untuk mendapatkan tempatnya.

Namun, jika kalian adalah newbie yang tidak memiliki kartu dan ingin mendapatkan tempat, datanglah antara jam 06.00-06.30. Pada waktu ini, sebagian besar pedagang asli sudah berdatangan. Jadi, kecenderungan untuk ‘diusir’ setelah kalian menempati tempat kosong yang ternyata adalah tempat pedagang lain menjadi semakin kecil. Tapi kalaupun ternyata kalian harus pindah lagi, pada jam ini biasanya masih terlihat beberapa lapak kosong. Jangan lupa, sebelum menempati lapak, kalian pastikan dulu apakah lapak ini milik pedagang permanen atau memang kosong. Yang terpenting, berdoalah sebelumnya agar kalian mendapatkan tempat strategis J

Nah, setelah mendapatkan tempat, biasanya ada petugas yang berkeliling menarik iuran kebersihan seharga Rp.5000,00. Dengan harga yang sangat murah ini, kalian bisa berjualan di SunMor hingga tengah hari. Selamat berjualan! J


Sunday, April 27, 2014

KTI, a Little Story

Waktu itu setelah semester 7, setelah semua blok dalam 3,5 tahun materi S1 rampung, ada masa libur semester. Karena tidak pulang kampung & stay di Jogja, akhirnya aku memutuskan untuk ikut sahabat untuk mengambil data penelitiannya. Sampelnya ada di Kabupaten Sleman dan diwakili oleh 4 kecamatan. Dalam tulisan ini, aku tertarik untuk menulis pengalaman kami selama ‘berpetualang’ di Kecamatan Turi dan Tempel. Oya, data yang akan diambil adalah data primer. Pada awalnya kami ke Dinas Kesehatan Kabupaten untuk mengetahui prevalensi TB anak tiap Puskesmas, setelah itu kami ke Puskesmas yg dipilih dan kemudian meminta alamat pasien disana dan setelah itu mendatangi ke rumahnya.
Di Puskesmas, data yang kami terima tidak begitu spesifik. Alamat yang tertera hanyalah nama dusun. Jadi, kami harus menanyakan nama kepala keluarga di satu dusun. Uniknya, hampir semua nama orang yang kami tanyai, orang tersebut tahu. Mungkin inilah efek sosialisasi yang masih hangat pada masyarakat rural. Dan Allahpun tak kan melepaskan kami walau sedetik.  Banyak kemudahan-kemudahan yg kami alami saat mencari alamat, seperti bertanya pada orang yg ternyata kami cari, atau bertanya langsung tepat di dekat rumahnya.

Sure lof, it’s Edensor (jilid 2)
Suatu sore, sekitar 30 menit menjelang maghrib, kami memutuskan untuk mencari alamat yg terakhir di hari itu. Saat kami mencoba memasuki dusun tersebut, yang ada hanya kebun salak di kiri kanan jalan dan tidak kami temui rumah warga. Kamipun terus berjalan, berharap ada rumah warga yg bisa kami tanyai. Karena tidak menemukannya dan isi di kepala sudah aneh-aneh, kami memutuskan untuk pulang dan melanjutkan esok hari. Saat kami kembali ke tempat semula, ada sekelompok warga dan kami berinisiatif untuk menanyainya. Ternyata warga tahu alamat yang hendak kami tuju. Beliaupun berinisiatif untuk mengantarkan kami. Tetapi karena hari sudah hampir maghrib, kami menolak dan hendak melanjutkan esok hari. Namun beliau memaksa, akhirnya kami menurut. Kamipun mengikuti beliau. Ternyata sepanjang perjalanan memang jarang ditemukan rumah warga. Kami terus mengikuti bapak itu, terus mendaki, dan hanya kami temui kebun salak yg rimbun di kiri kanan jalan yang sempit, ditemani jingga cahaya mentari. Akhirnya, sampailah kami pada rumah yang dituju. Saat itu matahari mulai bersembunyi, kamipun tidak masuk, dan orang tua si anak mengisi kuesioner kami di halaman rumah. Ketika hari semakin gelap, tak ada tanda-tanda lampu rumah hendak dihidupkan. Kamipun akhirnya paham dengan kondisi ekonomi mereka. Setelah itu, kami berdua pulang dengan motor yg sesekali tidak menyentuh tanah..
Rabb, terima kasih atas segara nikmat yg Engkau berikan kepadaku dan keluargaku. Jadikanlah kami hambaMu yg senantiasa bersyukur. Mudahkanlah rizki bagi keluarga beliau dan yang lain..

Wonder Woman
Well, ada lagi, seorang ibu yang menceritakan perjuangannya saat mengobati anaknya. Setelah mengetahui bahwa kami adalah mahasiswa kedokteran, dengan leluasa ibu ini bercerita. Anaknya adalah siswa SMP, didiagnosis dokter dengan banyak kelainan di tubuhnya. Ada kelainan di hati, paru-paru, dan terakhir kami lihat ada benjolan di leher sebelah kiri. Sekitar 1,5 tahun ibu ini berjuang untuk mencari pengobatan. Mulai dari terapi medis hingga herbal. Hingga sampailah beliau bercerita tentang rumah sakit yg bagus pelayanannya hingga rumah sakit yang ‘ga banget’ pelayanannya. Mengapa saya bilang ‘ga banget’? Karena rumah sakit ini membiarkan pasien jamkesmas menunggu seharian untuk bisa memasuki bangsal, kecuali pasien yg bisa membayar sejumlah uang ke perantara agar bisa masuk. Dan membayarnyapun bukan harga yg murah. Pada akhirnya, anak ibu ini bisa memasuki bangsal karena membayar seorang perantara dari partai politik tertentu. Sebuah ironisme di negeri ini. Sampai akhirnya beliau menemukan rumah sakit yg bagus pelayanannya di daerah Kalasan, tempat yg cukup jauh dari rumahnya. Penyakit ini membuat anak beliau sering tidak masuk sekolah dan tidak bisa naik ke tingkat berikutnya. Namun setelah ia masuk sekolah lagi, ia berhasil membuktikan kepada semuanya bahwa sakit tidak menghalanginya untuk jadi juara kelas. Dan ia mengatakan bahwa, “selama ini aku belum bisa berterima kasih kepada orang tua, dan inilah caraku untuk berterima kasih kepada mereka”. Speechless. Hampir satu jam kami disini. Dari afeknya, kami tahu bahwa beliau sangat sayang sekali dengan anak gadisnya. Saat ini, beliau sedang berjuang untuk mengobati benjolan yg ada di leher kiri sang anak, yg menurut diagnosis dokter dan kami (ternyata klop :D) adalah pembesaran kelenjar getah bening. Tapi kurang tahu, apakah karena tumor, infeksi, atau yg lain. Yang jelas, ibu tersebut pada akhirnya sangat bahagia saat ini kondisi anaknya jauh lebih baik dari sebelumnya. Badannya sudah berisi, sehingga para tetanggapun heran karena dulunya badannya hanya seperti kulit membungkus tulang. Well, you’re a great mother!! 2 thumbs for you!

Human: An Unique Creature
Seringnya kami bertanya alamat & membujuk orang untuk mengisi kuesioner membuat kami mengenali sosok yang bernama ‘manusia’ lebih dalam. Seperti klasifikasi PREDIK, ada orang yg baik banget, baik, borderline, dan kurang baik. Alhamdulillah kami tidak menemukan orang yang sangat tidak baik. Orang yang baik banget: Pernah ada bapak yg mengantar kami untuk menemukan satu alamat dengan menunjukkan jalan sambil berlari, sedangkan kami naik motor. Sebelumnya kami sudah menawarkan untuk diberikan ancer-ancernya saja seperti biasanya, tapi beliau menolak. Ternyata rumahnya memang cukup jauh dan susah untuk dicari, namun kami sampai diantar ke halaman rumah. Jzk khoir Pak. Ada juga keluarga yg menyuguhkan hidangan kepada kami, mengajak ngobrol dan menahan kami pulang, serta membawakan kami salak. Orang yang baik & borderline: banyak ditemui. Orang yang kurang baik: sebenarnya tidak enak hati untuk bilang bahwa orang ini kurang baik, tapi memang mereka agak berbeda daripada yang lain. Pertama, ada bapak yang tidak mengakui bahwa nama yg kami tanyakan adalah nama salah satu anggota keluarganya. Padahal nama istrinya adalah benar. Setelah kami tanya-tanyai lagi, ternyata bapak ini memang agak keberatan jika mengisi kuesioner. Akhirnya setelah kami bujuk, beliau mau. Dan beliau mengakui bahwa nama yang kami sebut tersebut adalah benar nama anggota keluarganya. Selain itu, ada lagi yang sama sekali tidak mengakui bahwa cucunya pernah dibawa ke puskesmas dan mengalami tuberkulosis dengan alasan alamat aslinya bukan di Jogja. Padahal nama anggota keluarganya semuanya klop. Kalau yg ini, wallahu’alam. Ada lagi, kami sudah mendatangi rumahnya sebelumnya dan karena tidak ada bapaknya, kami mengunjungi lagi di lain waktu. Saat kami datangi lagi, pintu rumah terbuka dan kami memberikan salam. Rasa-rasanya waktu itu jatah salam kami sudah habis dan kamu terus saja memberi salam (astaghfirullah, jangan dicontoh). Pada akhirnya kami bertemu dengan Si Mbah tetangganya dan spekulasi beliau adalah orang yang kami cari ada di dalam rumah. Lantas, Si Mbah bertanya “Mbak mau nagih hutang ya?”. Kamipun bertatapan dan sepertinya paham dengan akar masalah. Kamipun pulang, dan tidak hendak kesana lagi. Tidak ada niatan apapun untuk menceritakan 3 tokoh terakhir yg diceritakan disini, kecuali untuk mengambil ibrah agar kita menjadi hamba Allah yang baik.

Nambah Kosa Kata Bahasa Jawa
Jika ada 10 responden yang kami datangi dalam sehari, kemungkinan ada sekitar 30 orang yang kami tanyai alamat dalam hari itu. Dari sekian banyak orang yang kami tanyai dalam bahasa Indonesia, sekitar 30% menjawab dengan bahasa Jawa. Sahabatku yang aslinya orang Sukabumi dan aku orang Belitung tulen, harus berinisiatif menjawab dengan bahasa Jawa halus pula. Dan teman-temanku yang asli Jawa menjadi sasaran pertanyaan kami melalui sms. Setidaknya kami mengetahui nama-nama arah mata angin dalam bahasa Jawa halus, seperti ngaler, ngilen, dll. Satu hal yang berkesan adalah saat kami mendatangi rumah seorang responden yang disebelahnya adalah rumah pasangan Mbah putri & Mbah kakung. Karena pasien tersebut tidak ada di rumah, jadi kami harus memastikan dengan Si Mbah mengenai keberadaannya. Muncullah percakapan bahasa Jawa halus seadanya dari kami. Dan akupun ekstra berhati-hati mengeluarkan kata demi kata agar tidak terjebak ke dalam bahasa Jawa yang tidak halus. Untungnya temanku yg lebih fasih dariku bisa menyelamatkan percakapan ini, karena sepertinya vocab dan keberaniannya lebih baik dariku J

Sebenarnya banyak lagi hal-hal yg pengen diceritakan, seperti sarapan di pinggir sawah, nyasar, nemuin warung mie ayam+bakso super murah & enak, dll. Namun sepertinya lebih baik disimpan dalam benak. Untuk hasil penelitiannya, karena ini adalah penelitian case control, ternyata banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya tuberkulosis paru pada anak. Hasil yang paling berpengaruh adalah adanya kontak anak dengan pasien tuberkulosis dewasa. Selain itu, dari semua responden kasus dan kontrol, semuanya sudah diimunisasi BCG. Bayangkan saja, meski sudah diimunisasi BCG, masih saja ada anak yang terkena tuberkulosis. Apalagi yang tidak imunisasi sama sekali? Wallahu’alam bish shawab..



Friday, April 4, 2014

Cinta itu Fitrah

Karena cinta itu fitrah dari Sang Pencipta. Karena fitrah, maka jangan coba untuk menghapusnya. Biarkan ia mengalir sesuai kehendakNya. Sebagai manusia, kita hanya bisa mengendalikannya.. Yap, kendalikan agar ia tak berlebihan, tak terlalu mencondongkan hati ke seseorang. Karena nama jodohmu, sudah tertulis di Lauh Mahfudz..

Tuesday, February 18, 2014

Dia bernama 'Kejujuran'

Suatu hari dalam sebuah praktikum A, saya dan beberapa orang teman menjadi asisten. Lazimnya praktikum, diawali dengan pre test. Mahasiswa dengan nilai pre test yang diatas standar diperbolehkan untuk mengikuti praktikum hari itu, dan sebaliknya. Setelah nilai praktikum diumumkan, seorang mahasiswa berkata kepada teman saya, “Mas, saya lulus, tapi tadi saya nyontek. Saya keluar aja ya Mas”. Sontak pernyataan tersebut membuat para asisten kaget.

Bagi saya dan teman-teman, kasus diatas adalah kasus langka. Kenapa? Karena selama menjadi asisten belum pernah menemukan kejujuran model seperti itu. Mengapa? Mungkin karena 2 alasan: semua peserta praktikum jujur, atau, diantara mereka ada yang nyontek tapi tidak mengaku (eh). Namun, melihat performa adek kelas saya selama ini, saya cenderung untuk percaya pada pilihan pertama.

Ada yang menarik dari sikap mahasiswa tersebut. Pertama, ia membiarkan dirinya mencontek, tapi disisi lain ia berani untuk jujur. Meskipun terdapat unsur positif, tetapi yang tetap diharapkan adalah ia jujur dari awal. Tapi husnudzan kita adalah, ia sudah bertaubat untuk tindakan pertamanya sehingga muncullah tindakan yang kedua. Wallahu’alam.

Saat membahas kata jujur, mungkin terdengar kuno, out of date, atau sekedar pelajaran kewarganegaraan anak SD. Heyyy, masih ingatkah kalian? Diantara 4 sifat wajib Rasulullah saw salah satunya adalah shiddiq. Karena kejujurannya, beliau berhasil menjadi pedagang yang sukses, yang bahkan seorang saudagar seperti Khadijah begitu takjub dan jatuh hati karenanya. Pun masih akan terus melekat di benak kita, saat media tak henti-hentinya menayangkan oknum pejabat yang merampas uang rakyat divonis sekian lama. Itu adalah salah satu bentuk kesengsaraan yang diakibatkan karena ketidakjujuran.

Berikut ini adalah sepenggal tulisan dalam buku “24 Cara Mendongkrak IPK” karya Agus M Irkham:
“Jika saja kamu nitip presensi, dan ternyata presensi memang dijadikan salah satu dasar bagi dosen untuk memberikan penilaian akhir, maka nilai yang anda dapat ada unsur kebohongannya. Ada unsur haram. Padahal nilai itu akan tertulis di transkrip nilai kesarjanaan. Sedangkan transkrip nilai biasanya dijadikan syarat penerimaan kerja. Jika transkrip yang ada unsur kebohongannya itu anda ajukan, dan akhirnya diterima, lalu mendapat gaji. Maka, suka tidak suka, mengakui atau tidak, ada unsur haram dalam uang/gaji yang kamu terima. 
Apalagi, jika uang itu dinafkahkan kepada anak-anak dan istrimu. Saya tidak dapat membayangkan kehidupan/keluarga seperti apa yang akan terbentuk jika ditegakkan oleh rezeki yang tidak halal. Maka berhati-hatilah. Sebagaimana kejujuran, kebohongan itu akan dimintai pertanggungjawabannya. Kalau tidak di dunia, ya di akhirat kelak .”

Wallahu’alam..
Poin presensi diatas mungkin bisa kita analogikan dengan nilai ujian atau tes-tes lain yang memang berkontribusi besar dalam menaikkan IPK. Teman-teman pembaca bisa menarik kesimpulan sendiri. Yang jelas, rahmat Allah akan diberikan pada orang yang senantiasa melakukan sesuatu karena lillaahi ta’ala, lurus dalam koridorNya. Jangan khawatir akan mendapat nilai kecil, toh kita akan merasakan kepuasaan yang lebih besar  jika itu hasil kerja keras kita sendiri, berapapun hasilnya. Jika saat ini nilaimu tidak sesuai yang diharapkan, mungkin rahmat Allah akan datang dalam waktu yang lain, misal: kesuksesan di dunia kerja. Atau, datang dalam bentuk yang lain, misal: kamu dikaruniai kesehatan. Bahkan malah, karena kejujuranmu, nilaimu bisa lebih tinggi daripada yang lain. Kenapa? Karena hak prerogatif Allah untuk menolong orang yang dirahmatiNya. Jadi jangan takut sengsara karena jujur ya Sob, coz Allah is always by your side.. J
Fastabiqul Khairat !