Pages

Friday, October 24, 2014

Kebahagiaan Seorang (Calon) Dokter

Empat bulan melakoni pekerjaan sebagai seorang dokter muda, rasanya nano-nano. Jika dituliskan disini, sepertinya tidak akan cukup. Segala puji bagi Allah yg menganugerahkan semua ini. Tetapi ada satu hal yang sangat ingin saya bagikan, bahwa dari sekian banyak rasa itu, melihat pasien sembuh adalah kebahagiaan. Kebahagiaan tak terlukiskan. Kebahagiaan karena Allah mengizinkan kita menjadi perantaranya untuk mengobati pasien. Meskipun coass hanya sebagai asisten dokter spesialis, itu sudah cukup bagi bocah yang haus akan ilmu dan pengalaman seperti kami..

Teman, pernahkah kalian merasakan mata kabur? Atau tidak bisa melihat pada jarak tertentu? Jika pernah, bagaimana rasanya? Dan kalianpun bisa membayangkan bagaimana rasanya orang yang mengalami kebutaan (na'udzubillah). Kondisi ini sering kami temukan di stase mata. Pasien dibopoh keluarganya untuk berjalan. Pelan-pelan. Meraba-raba sekitarnya. Dulunya beliau bisa melihat, tetapi karena penyakit tertentu, beliau mengalami kebutaan.. Dan kita semua tahu bahwa mata adalah jendela dunia..

tahukah kawan..
Bahagia itu..jika setelah kita memberikan obat, pasien bisa melihat..
Bahagia itu..jika sebelum operasi beliau tidak melihat, saat setelah operasi kita menanyakan, "sudah terang kan pak?" Dan beliau menjawab, "iya"
Bahagia itu..jika pasien mata kabur bisa melihat dengan jelas karena kacamata yang kita ukur..

Teman, itulah kebahagiaan profesi ini. Tidak ada dokter yg ingin pasiennya tidak sembuh. Tidak ada. Dengan ilmu ini, raga ini, kemampuan ini, Allah amanahi kami untuk mengobati hambaNya. Doakan kami agar bisa menjalankan amanah ini dengan sebaik-baiknya..

#Hari Dokter Nasional, 24 Oktober 2014