Pages

Sunday, August 30, 2015

Public Health Part 2

Di sela-sela magang di Puskesmas, penyuluhan-penyuluhan, dan laporan-laporan, maka alangkah ruginya jika kesempatan hidup di daerah Magelang tidak digunakan dengan sebaik-baiknya. Tahukah kalian, jika pesona wisata di lereng Merapi dan Merbabu tidak kalah indahnya dengan tempat lain sekelas Dieng dan Tawangmangu? Yuk, cek satu persatu!

Ketep Pass
Tempat ini adalah destinasi pertama kami. Lamanya hanya sekitar 20 menit dari Puskesmas Dukun. Letaknya terletak di Desa Ketep Kecamatan Sawangan. Jika tidak berkabut, kita bisa melihat gunung Merapi dari dekat. Sayangnya saat kami datang sedang berkabut. Harga tiket masuk Rp.15.000,00 per orang sudah dengan parkir. Didalamnya ada gardu pandang dan banyak yang menyewakan teropong. Ada juga mini teater bagi yang ingin menonton film tentang fenomena meletusnya Merapi tahun 2010 yang lalu. Untuk masuk ke miniteater harus membayar Rp.7000,00 lagi. Didalamnya juga berjejer kantin dengan berbagai menu sederhana. Jika sudah sering makan di tepi laut, maka cobalah sekali-sekali merasakan sensasi makan di tepi gunung.. Di luar Ketep di tepi jalan juga banyak yang berjualan jagung bakar loh..

Salah satu sudut pemandangan yang tertutup kabut

Sumber: njogja.com

Wisata Strawberry
Sekitar 1 km melewati Ketep Pass, ada wisata strawberi yang sayang untuk dilewatkan. Disini, pengunjung bisa memetik strawberi langsung di kebunnya untuk kemudian dibeli dan dibawa pulang. Tapi, jangan dimakan di dalam kebun dulu ya! That’s the Rule. Pun kalau di kebun kita tidak menemukan strawberi yang matang sempurna (karena sudah didahului pengunjung sebelumnya) maka kita masih bisa membeli strawberi yang sudah dikemas dan dijual oleh pemiliknya.




Hutan Pinus
Masih sekitar 2 km lagi dari wisata strawberry terdapat hutan pinus. Tempat ini memang sudah dikemas sebagai objek wisata. Pengunjungnyapun cukup ramai. Tiket masuknya murah saja, Rp.2000. Kata temanku, seperti berasa di Korea, hhe. 

Jalan masuk ke hutan pinus


Kopeng
Letaknya sekitar 1,5 jam dari tempat kami, tepatnya di Jl. Raya Salatiga-Magelang, Kabupaten Semarang, di kaki Gunung Merbabu. Disana ada taman wisata yang khas dengan taman hiburan, ada  persewaan kuda, kolam renang, outbound, dan lain-lain. Berhubung kami sampai disini jam 4 sore, jadi kami tidak sempat menikmati semua arena disini. Di taman hiburan kami hanya shooting untuk video cuci tangannya Diah. Setelah itu, kami melanjutkan ke hutan pinus yang juga terdapat di sekitar sini. Hutan pinus ini lebih bagus dari yang sebelumnya karena banyak dipenuhi rumput, namun lebih curam dan tidak terlalu luas. Setelah puas berfoto disini, kami lanjut lebih ke atas lagi. Kalau berdasarkan plangnya sih, ini merupakan pintu masuk pendakian Merbabu. Disini juga ada gardu pandang dimana kita bisa melihat merapi berdiri tegak dihiasi pemandangan khas pegunungan di sekitarnya. Masya Allah.. Maha Besar Allah..

Taman Hiburan Kopeng
Sumber: infokopeng.blogspot.com
Hutan Pinus (again)


Punthuk Setumbu
Tempat ini juga disebut sebagai Borobudur Nirwana Sunrise. Di Bukit yang terletak sekitar 5 km dari Borobudur ini kita bisa melihat Matahari Terbit dari balik Merapi dan melihat borobudur tampak simetris dari kejauhan. Kami berangkat dari rumah pukul 3.30 pagi dan kemudian sampai disana saat adzan Shubuh. Setelah sholat, kami mulai mendaki jalan kaki. Ternyata tidak terlalu lama untuk berjalan kaki disana, hanya sekitar 15 menit. Jalannya juga sebagian besar di conblock sehingga memudahkan untuk berjalan. Harga tiket masuuk Rp 15.000 per orang. Kami kira kami sudah telat, ternyata diatas masih gelap. Dibanding wisatawan lokal, wisatawan asing mendominasi. Waktu itu agak tertutup kabut namun kami puas. Matahari muncul malu-malu dari puncak merapi sekitar pukul 06.00 dan kemudian dengan cepat menampakkah dirinya.. Sebenarnya ada Merbabu yang mendampingi merapi, namun karena tertutp kabut jadi tidak terlihat. Daaan bersyukur sekali bisa melihat sunrise pertamaku yang menakjubkan :D

Matahari muncul di balik Gunung Merapi
Candi Borobudur tampak dari kejauhan
Sumber: www.eeshape.com

Oiya, ternyata Punthuk Setumbu – Cando Borobudur – Candi Pawon – Candi Mendut berada dalam satu garis lurus ke arah timur loh! Katanya pembangunan candi dan bangunan suci lainnya direncanakan sebagai perselarasan makrokosmos (alam semesta) dan mikrokosmos (insaniah). (Sumber: Pamflet setempat)  

Rafting Sungai Elo
Setelah dari Punthuk Setumbu kami melanjutkan perjalanan untuk Rafting di Sungai Elo. Rencana ini adalah rencana terakhir yang sudah kami susun jauh-jauh hari. Sehari sebelumnya kami sudah booking dengan pengelolanya. Ternyata, yang pengelola yang menggunakan sungai Elo sebagai tempat Rafting itu ada banyak. Salah satunya yang kami gunakan ini: KOMPAS. Oleh karena itu bila ingin rafting disini sebelumnya harus survey dulu, karena harga yang ditawarkan masing-masing pengelola berbeda-beda.
Basecamp kami di Kampung Ulu Resort. Dari sana, kami diangkut menggunakan mobil untuk diturunkan di dekat sungai. Maksimal penumpang 6 orang + 1 orang guide. Harga totalnya Rp 650.000 sudah termasuk snack dan makan siang. Jika ingin menggunakan jasa fotografer ditambah Rp 150.000. Untunglah sisa uang kas masih banyak + sisa THR, sehingga tidak mengeluarkan uang bulanan J jarak yang ditempuh seharusnya 12,5 km. Tetapi saat ini airnya agak surut sehingga jarak dipendekkan menjadi 1,5 km menjadi 11 km dalam 1,5 jam. Maklumlah, jika dipaksakan perahu akan mudah tersangkut di batu sehingga akan dikhawatirkan menyusahkan kami. Dinatara rute itu, ditengah-tengahnya ada fase istirahat. Karena 5 orang diantara kami adalah newbie, maka kami sangat antusias mendengarkan penjelasan guide. Dan walaupun terbilang surut, arus disini cukup deras loh! Bagaimana rasanya kalau sedang banjir ya?? Bahkan dari start awal sampai tempat istirahat saat sedang banjir katanya pernah hanya 13 menit. Kalau mau merasakan sensasinya, raftinglah saat musim penghujan, terutama saat malam hari sebelumnya diguyur hujan. Pengen?? Aku juga! Feel the adrenaline!! ;)




Festival 5 Gunung
Festival 5 Gunung ke 14 kali ini diselenggarakan di lereng Gunung Andong dan Gunung Merapi dari tanggal 14-17 Agustus 2015. Nah, di lereng Gunung Merapi diselenggarakan di desa Kami, Desa Sumber. Lima Gunung ini maksudnya adalah Gunung Merapi, Merbabu, Andong, Sumbing, dan Menoreh. Festival yang bersaaman dengan momen kemerdekaan ini diisi dengan banyak agenda, diantaranya Pentas Seni, sarasehan, pameran seni rupa, dan lain-lain. Acara diisi oleh tokoh seni dari mana-mana loh, bahkan ada dari orang Jepang. Sayang, berhubung banyak laporan yang harus diselesaikan dan Puskesmas libur, maka aku memilih pulang ke Jogja. Hanya ada 1 agenda yang aku ikuti, dan itupun sudah amazing. Aaah, sayang sekali melewati momen langka ini. Tapi apa boleh buat, kewajiban harus di”numero uno”kan. Ada 1 orang temanku yang mengikuti banyak acara ini.

Panggung pementasan

Pagelaran wayang


Itulah destinasi yang kami kunjungi selama stase ini. Sebenarnya masih banyak lagi tempat wisata yang ada di Magelang. Mohon maaf ada foto yang menyadur dari web sebelah karena kamera kami yang tidak kompatibel atau karena lupa foto saking menikmatinya :p
Meskipun banyak jalannya, tapi alhamdulillah kewajiban kami yang lainnya di stase ini juga bisa diselesaikan. Refreshing itu penting! Apalagi stase ini pas ditengah masa koas kami. Aku rasa hal ini dapat mengatasi kejenuhan, dan menguji+mengukur kekompakan sebagai bekal untuk melanjutkan koas 9 bulan ke depan..
Alhamdulillah ‘alaa kulli hal..
Semoga Allah memudahkan dan memberkahi langkah-langkah kami berikutnya.. aamiin



No comments:

Post a Comment