Di sela-sela magang di Puskesmas, penyuluhan-penyuluhan, dan
laporan-laporan, maka alangkah ruginya jika kesempatan hidup di daerah Magelang
tidak digunakan dengan sebaik-baiknya. Tahukah kalian, jika pesona wisata di
lereng Merapi dan Merbabu tidak kalah indahnya dengan tempat lain sekelas Dieng
dan Tawangmangu? Yuk, cek satu persatu!
Ketep Pass
Tempat ini adalah destinasi pertama kami. Lamanya hanya
sekitar 20 menit dari Puskesmas Dukun. Letaknya terletak di Desa Ketep
Kecamatan Sawangan. Jika tidak berkabut, kita bisa melihat gunung Merapi dari dekat. Sayangnya saat kami datang sedang berkabut. Harga tiket masuk Rp.15.000,00 per orang sudah dengan
parkir. Didalamnya ada gardu pandang dan banyak yang menyewakan teropong. Ada
juga mini teater bagi yang ingin menonton film tentang fenomena meletusnya
Merapi tahun 2010 yang lalu. Untuk masuk ke miniteater harus membayar
Rp.7000,00 lagi. Didalamnya juga berjejer kantin dengan berbagai menu
sederhana. Jika sudah sering makan di tepi laut, maka cobalah sekali-sekali
merasakan sensasi makan di tepi gunung.. Di luar Ketep di tepi jalan juga
banyak yang berjualan jagung bakar loh..
Salah satu sudut pemandangan yang tertutup kabut |
Sumber: njogja.com |
Wisata Strawberry
Sekitar 1 km melewati Ketep Pass, ada wisata strawberi yang sayang
untuk dilewatkan. Disini, pengunjung bisa memetik strawberi langsung di
kebunnya untuk kemudian dibeli dan dibawa pulang. Tapi, jangan dimakan di dalam
kebun dulu ya! That’s the Rule. Pun kalau di kebun kita tidak menemukan strawberi
yang matang sempurna (karena sudah didahului pengunjung sebelumnya) maka kita
masih bisa membeli strawberi yang sudah dikemas dan dijual oleh pemiliknya.
Hutan Pinus
Masih sekitar 2 km lagi dari wisata strawberry terdapat
hutan pinus. Tempat ini memang sudah dikemas sebagai objek wisata.
Pengunjungnyapun cukup ramai. Tiket masuknya murah saja, Rp.2000. Kata temanku,
seperti berasa di Korea, hhe.
Jalan masuk ke hutan pinus |
Kopeng
Letaknya sekitar 1,5 jam dari tempat kami, tepatnya di Jl. Raya Salatiga-Magelang, Kabupaten Semarang, di kaki Gunung Merbabu. Disana ada taman wisata yang khas dengan
taman hiburan, ada persewaan kuda, kolam
renang, outbound, dan lain-lain. Berhubung kami sampai disini jam 4 sore, jadi kami tidak
sempat menikmati semua arena disini. Di taman hiburan kami hanya shooting untuk
video cuci tangannya Diah. Setelah itu, kami melanjutkan ke hutan pinus yang
juga terdapat di sekitar sini. Hutan pinus ini lebih bagus dari yang sebelumnya
karena banyak dipenuhi rumput, namun lebih curam dan tidak terlalu luas.
Setelah puas berfoto disini, kami lanjut lebih ke atas lagi. Kalau berdasarkan
plangnya sih, ini merupakan pintu masuk pendakian Merbabu. Disini juga ada
gardu pandang dimana kita bisa melihat merapi berdiri tegak dihiasi pemandangan
khas pegunungan di sekitarnya. Masya Allah.. Maha Besar Allah..
Taman Hiburan Kopeng Sumber: infokopeng.blogspot.com |
Hutan Pinus (again) |
Punthuk Setumbu
Tempat ini juga disebut sebagai Borobudur Nirwana Sunrise.
Di Bukit yang terletak sekitar 5 km dari Borobudur ini kita bisa melihat
Matahari Terbit dari balik Merapi dan melihat borobudur tampak simetris dari
kejauhan. Kami berangkat dari rumah pukul 3.30 pagi dan kemudian sampai disana
saat adzan Shubuh. Setelah sholat, kami mulai mendaki jalan kaki. Ternyata
tidak terlalu lama untuk berjalan kaki disana, hanya sekitar 15 menit. Jalannya
juga sebagian besar di conblock sehingga memudahkan untuk berjalan. Harga tiket
masuuk Rp 15.000 per orang. Kami kira kami sudah telat, ternyata diatas masih
gelap. Dibanding wisatawan lokal, wisatawan asing mendominasi. Waktu itu agak
tertutup kabut namun kami puas. Matahari muncul malu-malu dari puncak merapi
sekitar pukul 06.00 dan kemudian dengan cepat menampakkah dirinya.. Sebenarnya
ada Merbabu yang mendampingi merapi, namun karena tertutp kabut jadi tidak
terlihat. Daaan bersyukur sekali bisa melihat sunrise pertamaku yang
menakjubkan :D
Matahari muncul di balik Gunung Merapi |
Candi Borobudur tampak dari kejauhan Sumber: www.eeshape.com |
Oiya, ternyata Punthuk Setumbu – Cando Borobudur – Candi Pawon
– Candi Mendut berada dalam satu garis lurus ke arah timur loh! Katanya pembangunan
candi dan bangunan suci lainnya direncanakan sebagai perselarasan makrokosmos (alam
semesta) dan mikrokosmos (insaniah). (Sumber: Pamflet setempat)
Rafting Sungai Elo
Setelah dari Punthuk Setumbu kami melanjutkan perjalanan
untuk Rafting di Sungai Elo. Rencana ini adalah rencana terakhir yang sudah
kami susun jauh-jauh hari. Sehari sebelumnya kami sudah booking dengan
pengelolanya. Ternyata, yang pengelola yang menggunakan sungai Elo sebagai
tempat Rafting itu ada banyak. Salah satunya yang kami gunakan ini: KOMPAS.
Oleh karena itu bila ingin rafting disini sebelumnya harus survey dulu, karena
harga yang ditawarkan masing-masing pengelola berbeda-beda.
Basecamp kami di Kampung Ulu Resort. Dari sana, kami
diangkut menggunakan mobil untuk diturunkan di dekat sungai. Maksimal penumpang
6 orang + 1 orang guide. Harga totalnya Rp 650.000 sudah termasuk snack dan
makan siang. Jika ingin menggunakan jasa fotografer ditambah Rp 150.000.
Untunglah sisa uang kas masih banyak + sisa THR, sehingga tidak mengeluarkan
uang bulanan J
jarak yang ditempuh seharusnya 12,5 km. Tetapi saat ini airnya agak surut
sehingga jarak dipendekkan menjadi 1,5 km menjadi 11 km dalam 1,5 jam.
Maklumlah, jika dipaksakan perahu akan mudah tersangkut di batu sehingga akan
dikhawatirkan menyusahkan kami. Dinatara rute itu, ditengah-tengahnya ada fase
istirahat. Karena 5 orang diantara kami adalah newbie, maka kami sangat
antusias mendengarkan penjelasan guide. Dan walaupun terbilang surut, arus
disini cukup deras loh! Bagaimana rasanya kalau sedang banjir ya?? Bahkan dari
start awal sampai tempat istirahat saat sedang banjir katanya pernah hanya 13
menit. Kalau mau merasakan sensasinya, raftinglah saat musim penghujan,
terutama saat malam hari sebelumnya diguyur hujan. Pengen?? Aku juga! Feel the
adrenaline!! ;)
Festival 5 Gunung
Festival 5 Gunung ke 14 kali ini diselenggarakan di lereng Gunung Andong dan Gunung Merapi dari tanggal 14-17 Agustus 2015. Nah, di lereng Gunung Merapi diselenggarakan di desa Kami, Desa Sumber. Lima Gunung ini maksudnya adalah Gunung Merapi, Merbabu, Andong, Sumbing, dan Menoreh. Festival yang bersaaman dengan momen kemerdekaan ini diisi dengan banyak agenda, diantaranya Pentas Seni, sarasehan, pameran seni rupa, dan lain-lain. Acara diisi oleh tokoh seni dari mana-mana loh, bahkan ada dari orang Jepang. Sayang, berhubung banyak laporan yang harus diselesaikan dan
Puskesmas libur, maka aku memilih pulang ke Jogja. Hanya ada 1 agenda yang aku
ikuti, dan itupun sudah amazing. Aaah, sayang sekali melewati momen langka ini.
Tapi apa boleh buat, kewajiban harus di”numero uno”kan. Ada 1 orang temanku
yang mengikuti banyak acara ini.
Panggung pementasan |
Itulah destinasi yang kami kunjungi selama stase ini. Sebenarnya
masih banyak lagi tempat wisata yang ada di Magelang. Mohon maaf ada foto yang menyadur dari web sebelah karena kamera kami yang tidak kompatibel atau karena lupa foto saking menikmatinya :p
Meskipun banyak jalannya, tapi alhamdulillah kewajiban kami
yang lainnya di stase ini juga bisa diselesaikan. Refreshing itu penting! Apalagi
stase ini pas ditengah masa koas kami. Aku rasa hal ini dapat mengatasi
kejenuhan, dan menguji+mengukur kekompakan sebagai bekal untuk melanjutkan koas
9 bulan ke depan..
Alhamdulillah ‘alaa kulli hal..
Semoga Allah memudahkan dan memberkahi langkah-langkah kami
berikutnya.. aamiin
No comments:
Post a Comment