Pages

Monday, August 24, 2015

Public Health Part 1

Sudah lama tidak bersua lagi di blog. Catatan terakhir sebelumnya tentang travelling. Rencananya yang ini juga akan bercerita tentang koas sambil travelling: travelling ilmu, pengalaman, persahabatan, dan travelling sebenarnya.. Well, check it out!

Kami menyebut stase ini stase luar. Ya, karena 12 minggu ke depan kami tidak koas di base camp kami, RSUD Wonogiri. Tiga minggu kami akan menjalani stase Forensik di RSUD dr.Moewardi Solo dan sisanya stase Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM) di Magelang. Bersyukurnya kami, stase ini bertepatan di tengah-tengah perjalanan koas kami, bertepatan dengan bulan Ramadhan dan Syawal, dan 17 Agustusan. Maka, bolehlah kami menyebut lagi stase ini dengan stase liburan.
Well, saat ini aku tidak akan bercerita tentang Forensik (semoga bisa di lain kesempatan dan lain tempat). Bagiku, semua stase memiliki hikmah untuk diambil pelajaran (alhamdulillah). Daaan..di stase IKM ini ada banyak hal tentang aku, kami, mereka, dan Indonesia yang bisa diceritakan.
Ceritanya, stase ini semacam stase KKN. Dua tahun yang lalu aku KKN di Purworejo dan di bulan Ramadhan dan Syawal juga dengan suasanya yang hampir mirip. Namun, disini kami dituntut lebih profesional. Dengan menyandang gelar dokter muda, semua program dan tindakan kami di lapangan harus dikerjakan secara terencana, runtut, dan sistematis. Tidak boleh ada sesuatu yang dilakukan asal-asalan karena semua program kami akan dilaporkan dan dipertanggungjawabkan. Agak rumit memang. Tapi dengan ini aku bisa merasakan atmosfer seorang dokter yang bekerja di perifer (red: pedesaan/pedalaman) dengan program yang seabrek.

Ayem, Adem, Amazing
Kami ditugaskan untuk mengampu sebuah Desa, Desa Sumber, Kec.Dukun, Kab.Magelang yang terletak 7 km dari barat Merapi. Kami tinggal selama sekitar 6 minggu di rumah salah seorang warga. Setiap malam kami harus memakai selimut jika tidur. Maklum, suasana dingin khas pegunungan. Saat awal-awal, bahkan ada teman yang belum berani mandi karena airnya seperti air es. Aku sih husnudzhan saja, mungkin ini fase latihan sebelum menghadapi winter di belahan dunia yang lain, hahahaa. Bahkan, ada malam-malam tertentu yang dinginnya sampai menusuk tulang. Kemana-mana harus memakai jaket, tidurpun tidak cukup dengan satu selimut. Kadang kabut juga ikut menutupi pandangan kami, serta menutup bintang yang tampak jelas di malam hari (uhuk). Oya, berbicara tentang bintang, temanku ada loh yang melihat hujan meteor! Jam 3.30 pagi ia menyempatkan diri keluar rumah, melihat ke langit dan menunggu. Walhasil, ia dapat melihat sekitar 10 meteor.
Mata pencaharian utama masyarakat disini adalah bertani. Jadi, tidak heran jika setiap hari disuguhkan pemandangan menawan: sawah, tomat, sawi, kol, dll. Disini juga tenang, jauh dari hiruk pikuk kota. Masyarakat begitu ramah, terlebih keluarga di rumah. Bisa aku katakan, aku sangat betah berada disini.

Mbak, kami kira sales..
Ada yang unik saat kami ke rumah-rumah warga untuk melakukan SMD (Survei Mawas Diri), di masa-masa awal kami masuk desa. Sebuah wawancara dan pengisian kuesioner untuk menilai derajat kesehatan masyarakat serta mencari permasalahan kesehatan untuk kemudian dicarikan solusi bersama. Total kami 6 orang, dibagi 3 kelopok kemudian menyebar ke 12 Dusun. Suatu pagi aku bersama Uca pergi ke suatu dusun naik motor. Aku memakai jas putih dokter sebagai identitas. Namun tidak seperti biasanya, jilbabnya tidak aku masukkan (agar jasnya tidak terlalu kelihatan mencolok). Sedangkan Uca tidak memakai jas. Kamipun mendapati 2 orang ibu-ibu yang bersedia diwawancarai. Di akhir wawancara, kami berbincang. Dan ibu-ibu itu berkata, “tadi itu kami kira sales loh Mba..” Wow, jleb!. Ternyata sales memang sering masuk ke desa untuk menawarkan sesuatu, dan mereka merasa kurang nyaman karena caranya agak sedikit memaksa. Baiklah, tidak apa-apa ibu. Akhirnya, Uca memakai jasnya.
Berikutnya, kamu masuk lebih dalam. Di dusun ini agak sulit menemukan orang yang mau diajak wawancara. Saat kami sedang mencari, ada seorang bapak yang tadinya tidak mau diajak wawancara, menawarkan kepada yang lain. “Sopo kui?? Sales?” (Siapa itu? Sales?) Jleb lagi. Woww, apakah sesorang dengan jas putih ini mirip sekali dengan sales? Husnudzon aja.

Petani: tanpamu, apa jadinya aku?
Betapa kagetnya kami saat tahu bahwa banyak petani di negeri ini yang penghasilan per bulan tidak lebih dari 1 juta dan penghasilan setiap hari yang tidak menentu. Bertemu dengan warga membuat kami banyak tahu tentang mereka. Padi yang sejak penanaman hingga panen total 5 bulan bahkan hanya mendapatkan uang 1.500.000. Sawi 1 kg pernah hanya Rp 300. Tomat 1 kg Rp.100. Entahlah, apa yang salah dengan negeri ini. Tidak sampai hati jika harus mengkalkulasi dan berpikir bagaimana mereka membiayai anak istrinya. Tapi, mereka tampak bahagia saja. Untuk makanan sehari-hari mereka mengambil bahan dari kebun. Bahkan ada yang sengaja tidak menjual hasil kebunnya dan hanya dikonsumsi sendiri. Kehidupan mereka tidak terbebani oleh masalah remeh temeh yang sekedar iri dengan gonta gati mobil orang lain, tidak risih dengan keberhasilan orang lain. Sekali lagi, kehidupan mereka tampak bahagia. Happiness is Simple!

This is a truly friendship
Dalam suatu hadits pernah disebutkan, bahwa jika kita ingin mengetahui kebiasaan seseorang, maka tinggallah semalam dengannya. Jika satu malam saja sudah bisa tahu, bagaimana yang tinggal selama 6 minggu? Ya. Semua kelebihan dan kekurangan orang-orang dalam satu kelompok ini tidak bisa ditutupi lagi. Perihal aib, kita tutupi saja ya, karena Allahpun menutupi aib hambaNya. Dalam satu kelompok ini ada yang jago masak, sehingga kalau kita bosan dengan makanan di rumah yang itu-itu saja maka ia akan beraksi. Ada yang pinter power point, sehingga masalah tampilan slide presentasi diserahkan kepadanya akan beres. Ada yang jago otak atik program komputer, sehingga perihal error, minta ajarin, dsb menuju dia saja. Ada yang pinter banget, sehingga kalau kita ada yang lupa nama obat atau diagnosis penyakit tanya dia saja. Ada yang perfeksionis dan detail, sehingga sering bikin ribet temannya tapi dia yang mengompori kegiatan kami selama ini. Terakhir, ada pelebur suasana sehingga kalau ada dia kadang kita bisa ngakak dan muncul ide-ide konyol.  
Entahlah, dengan modus jahilnya mereka, kadang rahasia pribadi yang aku simpan rapatpun bisa terbongkar. Aku percaya, tidak ada yang berpotensi untuk terjadi cinta lokasi diantara kami, walaupun 5 orang dari kami adalah jomblo dan kami telah satu kelompok selama > 1 tahun. Masing-masing kami punya cerita. Kadang, kami tidak sungkan lagi untuk bercerita mengenai kehidupan pribadi. Jujur saja, aku termasuk tipe introvert sehingga kalau terjadi sesuatu akan disimpan sendiri. Tapi, bagi kami, semuanya bisa terbalik. Bahkan, ada yang sampai menangis mencurahkan problemnya. Simple. Sekadar didengarkan saja sudah menjadi solusi. Tapi, bersama mereka lebih dari solusi. Setelah itu kami akan tertawa lagi..haha

Impossible is nothing!
Di stase ini, ada banyak hal-hal baru yang aku lakukan. Tentu saja, itu diluar dugaan. Pertama, kami dianggap sudah kompatibel untuk menangani pasien di poli. Padahal, kami baru menjalani separuh stase. Oleh karena itu, kami disuruh menangani pasien sendiri tanpa diawasi dokternya. Ada rasa was-was karena rasanya ilmuku belumlah sempurna.  Sebelumnya aku pernah melakukan hal ini saat jaga stand RSUD di Pameran Wonogiri. Ini yang kedua kalinya. Saat pasien datang, kami anamnesis, diagnosis, dan meresepi obat. Kalau kurang percaya diri, kami semeja berdua. Kalau sudah percaya diri, sendiripun tidak masalah. Kadang kami sampai mencari dokternya ke ruangan lain karena bingung dengan diagnosis atau obatnya karena ada pasien yang jika tidak bisa ditangani di puskesmas harus segera di rujuk. Kami juga membantu tindakan di IGD sehingga banyak ditemui kasus-kasus yang belum pernah kami dapat sebelumnya.
Berhubung impossible is nothing, maka akupun membuat video promosi kesehatan sesuai saran dosen pembimbing. Aku belum pernah menyentuh applikasi pembuat video sebelumnya, namun alhamdulillah semuanya selesai. Melalaui proses shooting yang melibatkan teman-teman lainnya, dan editing maka video berupa film pendek tentang bahaya merokok yang berdurasi 12 menit itu berhasil diselesaikan.
Impossible is nothing yang terakhir adalah saat kami bisa menyelesaikan semua laporan stase ini. Ah, pengen rasanya bercerita tentang hadits Rasulullah saw yang menyebutkan bahwa waktu luang adalah hal yang sering dilalaikan untuk disyukuri. Di stase ini, laporan dan penugasan yang WOW bisa membuatmu tahu bahwa kamu bisa mengukur kemampuanmu dengan mempergunakan waktu seoptimal mungkin.

Jalan-jalan Men..

Insya Allah lanjut part 2 ya.. :)

2 comments:

  1. Asslamaualaikum. Nampaknya aku akan menjadi salah satu reader di blog ini een. Belitong menantimu bu dokter 😊

    ReplyDelete
  2. Asslamaualaikum. Nampaknya aku akan menjadi salah satu reader di blog ini een. Belitong menantimu bu dokter 😊

    ReplyDelete