Sudah lama tidak bersua lagi di blog. Catatan terakhir sebelumnya
tentang travelling. Rencananya yang ini juga akan bercerita tentang koas sambil
travelling: travelling ilmu, pengalaman, persahabatan, dan travelling
sebenarnya.. Well, check it out!
Kami menyebut stase ini stase luar. Ya, karena 12 minggu ke
depan kami tidak koas di base camp kami, RSUD Wonogiri. Tiga minggu kami akan menjalani
stase Forensik di RSUD dr.Moewardi Solo dan sisanya stase Ilmu Kesehatan Masyarakat
(IKM) di Magelang. Bersyukurnya kami, stase ini bertepatan di tengah-tengah
perjalanan koas kami, bertepatan dengan bulan Ramadhan dan Syawal, dan 17
Agustusan. Maka, bolehlah kami menyebut lagi stase ini dengan stase liburan.
Well, saat ini aku tidak akan bercerita tentang Forensik
(semoga bisa di lain kesempatan dan lain tempat). Bagiku, semua stase memiliki
hikmah untuk diambil pelajaran (alhamdulillah). Daaan..di stase IKM ini ada
banyak hal tentang aku, kami, mereka, dan Indonesia yang bisa diceritakan.
Ceritanya, stase ini semacam stase KKN. Dua tahun yang lalu
aku KKN di Purworejo dan di bulan Ramadhan dan Syawal juga dengan suasanya yang
hampir mirip. Namun, disini kami dituntut lebih profesional. Dengan menyandang
gelar dokter muda, semua program dan tindakan kami di lapangan harus dikerjakan
secara terencana, runtut, dan sistematis. Tidak boleh ada sesuatu yang dilakukan
asal-asalan karena semua program kami akan dilaporkan dan
dipertanggungjawabkan. Agak rumit memang. Tapi dengan ini aku bisa merasakan
atmosfer seorang dokter yang bekerja di perifer (red: pedesaan/pedalaman)
dengan program yang seabrek.
Ayem, Adem, Amazing
Kami ditugaskan untuk mengampu sebuah Desa, Desa Sumber,
Kec.Dukun, Kab.Magelang yang terletak 7 km dari barat Merapi. Kami tinggal
selama sekitar 6 minggu di rumah salah seorang warga. Setiap malam kami harus
memakai selimut jika tidur. Maklum, suasana dingin khas pegunungan. Saat awal-awal,
bahkan ada teman yang belum berani mandi karena airnya seperti air es. Aku sih
husnudzhan saja, mungkin ini fase latihan sebelum menghadapi winter di belahan
dunia yang lain, hahahaa. Bahkan, ada malam-malam tertentu yang dinginnya
sampai menusuk tulang. Kemana-mana harus memakai jaket, tidurpun tidak cukup
dengan satu selimut. Kadang kabut juga ikut menutupi pandangan kami, serta
menutup bintang yang tampak jelas di malam hari (uhuk). Oya, berbicara tentang
bintang, temanku ada loh yang melihat hujan meteor! Jam 3.30 pagi ia
menyempatkan diri keluar rumah, melihat ke langit dan menunggu. Walhasil, ia
dapat melihat sekitar 10 meteor.
Mata pencaharian utama masyarakat disini adalah bertani. Jadi,
tidak heran jika setiap hari disuguhkan pemandangan menawan: sawah, tomat,
sawi, kol, dll. Disini juga tenang, jauh dari hiruk pikuk kota. Masyarakat begitu
ramah, terlebih keluarga di rumah. Bisa aku katakan, aku sangat betah berada
disini.
Mbak, kami kira sales..
Ada yang unik saat kami ke rumah-rumah warga untuk melakukan
SMD (Survei Mawas Diri), di masa-masa awal kami masuk desa. Sebuah wawancara
dan pengisian kuesioner untuk menilai derajat kesehatan masyarakat serta
mencari permasalahan kesehatan untuk kemudian dicarikan solusi bersama. Total
kami 6 orang, dibagi 3 kelopok kemudian menyebar ke 12 Dusun. Suatu pagi aku bersama
Uca pergi ke suatu dusun naik motor. Aku memakai jas putih dokter sebagai
identitas. Namun tidak seperti biasanya, jilbabnya tidak aku masukkan (agar
jasnya tidak terlalu kelihatan mencolok). Sedangkan Uca tidak memakai jas. Kamipun
mendapati 2 orang ibu-ibu yang bersedia diwawancarai. Di akhir wawancara, kami
berbincang. Dan ibu-ibu itu berkata, “tadi itu kami kira sales loh Mba..” Wow, jleb!.
Ternyata sales memang sering masuk ke desa untuk menawarkan sesuatu, dan mereka
merasa kurang nyaman karena caranya agak sedikit memaksa. Baiklah, tidak
apa-apa ibu. Akhirnya, Uca memakai jasnya.
Berikutnya, kamu masuk lebih dalam. Di dusun ini agak sulit
menemukan orang yang mau diajak wawancara. Saat kami sedang mencari, ada
seorang bapak yang tadinya tidak mau diajak wawancara, menawarkan kepada yang
lain. “Sopo kui?? Sales?” (Siapa itu? Sales?) Jleb lagi. Woww, apakah sesorang
dengan jas putih ini mirip sekali dengan sales? Husnudzon aja.
Petani: tanpamu, apa jadinya aku?
Betapa kagetnya kami saat tahu bahwa banyak petani di negeri
ini yang penghasilan per bulan tidak lebih dari 1 juta dan penghasilan setiap
hari yang tidak menentu. Bertemu dengan warga membuat kami banyak tahu tentang
mereka. Padi yang sejak penanaman hingga panen total 5 bulan bahkan hanya
mendapatkan uang 1.500.000. Sawi 1 kg pernah hanya Rp 300. Tomat 1 kg Rp.100. Entahlah,
apa yang salah dengan negeri ini. Tidak sampai hati jika harus mengkalkulasi
dan berpikir bagaimana mereka membiayai anak istrinya. Tapi, mereka tampak
bahagia saja. Untuk makanan sehari-hari mereka mengambil bahan dari kebun. Bahkan
ada yang sengaja tidak menjual hasil kebunnya dan hanya dikonsumsi sendiri. Kehidupan
mereka tidak terbebani oleh masalah remeh temeh yang sekedar iri dengan gonta
gati mobil orang lain, tidak risih dengan keberhasilan orang lain. Sekali lagi,
kehidupan mereka tampak bahagia. Happiness is Simple!
This is a truly friendship
Dalam suatu hadits pernah disebutkan, bahwa jika kita ingin
mengetahui kebiasaan seseorang, maka tinggallah semalam dengannya. Jika satu
malam saja sudah bisa tahu, bagaimana yang tinggal selama 6 minggu? Ya. Semua
kelebihan dan kekurangan orang-orang dalam satu kelompok ini tidak bisa
ditutupi lagi. Perihal aib, kita tutupi saja ya, karena Allahpun menutupi aib
hambaNya. Dalam satu kelompok ini ada yang jago masak, sehingga kalau kita
bosan dengan makanan di rumah yang itu-itu saja maka ia akan beraksi. Ada yang
pinter power point, sehingga masalah tampilan slide presentasi diserahkan
kepadanya akan beres. Ada yang jago otak atik program komputer, sehingga perihal
error, minta ajarin, dsb menuju dia saja. Ada yang pinter banget, sehingga
kalau kita ada yang lupa nama obat atau diagnosis penyakit tanya dia saja. Ada yang
perfeksionis dan detail, sehingga sering bikin ribet temannya tapi dia yang
mengompori kegiatan kami selama ini. Terakhir, ada pelebur suasana sehingga
kalau ada dia kadang kita bisa ngakak dan muncul ide-ide konyol.
Entahlah, dengan modus jahilnya mereka, kadang rahasia
pribadi yang aku simpan rapatpun bisa terbongkar. Aku percaya, tidak ada yang
berpotensi untuk terjadi cinta lokasi diantara kami, walaupun 5 orang dari kami
adalah jomblo dan kami telah satu kelompok selama > 1 tahun. Masing-masing kami
punya cerita. Kadang, kami tidak sungkan lagi untuk bercerita mengenai
kehidupan pribadi. Jujur saja, aku termasuk tipe introvert sehingga kalau
terjadi sesuatu akan disimpan sendiri. Tapi, bagi kami, semuanya bisa
terbalik. Bahkan, ada yang sampai menangis mencurahkan problemnya. Simple. Sekadar
didengarkan saja sudah menjadi solusi. Tapi, bersama mereka lebih dari solusi. Setelah
itu kami akan tertawa lagi..haha
Impossible is nothing!
Di stase ini, ada banyak hal-hal baru yang aku lakukan. Tentu
saja, itu diluar dugaan. Pertama, kami dianggap sudah kompatibel untuk
menangani pasien di poli. Padahal, kami baru menjalani separuh stase. Oleh karena
itu, kami disuruh menangani pasien sendiri tanpa diawasi dokternya. Ada rasa was-was
karena rasanya ilmuku belumlah sempurna. Sebelumnya aku pernah melakukan hal ini saat
jaga stand RSUD di Pameran Wonogiri. Ini yang kedua kalinya. Saat pasien
datang, kami anamnesis, diagnosis, dan meresepi obat. Kalau kurang percaya
diri, kami semeja berdua. Kalau sudah percaya diri, sendiripun tidak masalah. Kadang
kami sampai mencari dokternya ke ruangan lain karena bingung dengan diagnosis
atau obatnya karena ada pasien yang jika tidak bisa ditangani di puskesmas
harus segera di rujuk. Kami juga membantu tindakan di IGD sehingga banyak
ditemui kasus-kasus yang belum pernah kami dapat sebelumnya.
Berhubung impossible is nothing, maka akupun membuat video
promosi kesehatan sesuai saran dosen pembimbing. Aku belum pernah menyentuh
applikasi pembuat video sebelumnya, namun alhamdulillah semuanya selesai. Melalaui
proses shooting yang melibatkan teman-teman lainnya, dan editing maka video
berupa film pendek tentang bahaya merokok yang berdurasi 12 menit itu berhasil
diselesaikan.
Impossible is nothing yang terakhir adalah saat kami bisa
menyelesaikan semua laporan stase ini. Ah, pengen rasanya bercerita tentang
hadits Rasulullah saw yang menyebutkan bahwa waktu luang adalah hal yang sering
dilalaikan untuk disyukuri. Di stase ini, laporan dan penugasan yang WOW bisa
membuatmu tahu bahwa kamu bisa mengukur kemampuanmu dengan mempergunakan waktu
seoptimal mungkin.
Jalan-jalan Men..
Insya Allah lanjut part 2 ya.. :)
Asslamaualaikum. Nampaknya aku akan menjadi salah satu reader di blog ini een. Belitong menantimu bu dokter 😊
ReplyDeleteAsslamaualaikum. Nampaknya aku akan menjadi salah satu reader di blog ini een. Belitong menantimu bu dokter 😊
ReplyDelete