Pages

Wednesday, February 13, 2013

Cinta yang Diduakan

Kajian Rabu Sore (KRS) CMIA, 28 September 2012
Pembicara           : Ustadz Natsir Harits, Lc., MA.

“Dan diantara manusia ada orang yang menyembah tuhan selain Allah sebagai tandingan, yang mereka cintai seperti mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman sangat besar cintanya kepada Allah...” (Q.S. Al-Baqarah 165)
                Ayat diatas menjelaskan bahwa dilarangnya manusia mencintai sesuatu seperti mencintai Allah, terlebih lagi jika melebihi cintanya kepada Allah. Ingatlah bahwa kebesaran Allah meliputi segala sesuatu. Jika kita pikirkan jagad raya yang luas ini, maka tak ada yang bisa menyamakannya dengan Allah. Ibu, bapak, mobil, harta kekayaan, dan lain-lain yang kita cintai sama sekali tidak ada apa-apanya dibandingkan Allah. Mereka semua dalam kekuasan Allah, maka apakah pantas kita mencintai mereka lebih dari mencintai Allah? Berhati-hatilah kawan, jika kita melakukannya maka kita bisa terjerumus ke dalam kesyirikan.
                Disebut ‘iman’ jika kita memperhatikan Allah dengan waktu, harta, tenaga, pikiran yang kita miliki. Lantas, mungkin kita bertanya, bagaimana bisa kita memperhatikan Allah sementara begitu banyak kegiatan yang kita kerjakan setiap hari? Bagaimana bisa kita mencintai Allah seutuhnya sementara banyak cinta yang mesti kita bagi untuk orang yang kita cintai? Bagaimana kita harus memerhatikan Allah 100 % sementara begitu banyak hal yang harus kita perhatikan di dunia ini? Caranya adalah dengan SINERGI. Allah berfirman, “Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi...”
                Sinergi dalam artian ini adalah kita melibatkan Allah dalam segala aktivitas yang kita lakukan. Ketika kita hendak belajar, maka niatkanlah belajar karena Allah. Ketika ketika mencintai orang tua kita, maka cintailah mereka karena Allah. Ketika kita mencintai saudara kita di Palestina dan Rohingya, maka cintailah mereka karenaA Allah. Dengan begitu, cinta kepada mereka adalah bentuk cinta kita kepada Allah dengan memperhatikanNya.
                Syirik adalah kedzaliman yang sangat besar. Rasulullah saw bersabda,”Sungguh, diantara apa-apa yang aku khawatirkan diantara apa-apa yang aku khawatirkan adalah syirik kecil”. Untuk menghindarkan diri dari syirik, baik itu syirik besar maupun syirik kecil, solusinya seperti difirmankan Allah dalam Q.S. Muhammad 19: “Maka ketahuilah, bahwa tidak ada tuhan (yang patut disembah) selain Allah, dan mohonlah ampunan atas dosamu dan atas (dosa) orang-orang muknin, laki-laki dan perempuan. Dan Allah mengetahui tempat usaha dan tempat tinggalmu.”
1.    Dengan mengucapkan kalimat tahlil, Laa ilaa ha illallah (Tiada tuhan selain Allah) dengan sering membaca dan menuntut ilmu tentangnya. Ilmu ini diperlukan agar kita mengetahui pengertian makhluk agar kita bisa bersikap benar tentangnya.
2.    Jika kita terlanjur melakukan dosa (terutama dosa syirik) maka mohon ampunlah dengan beristighfar. Syirik yang tidak diampuni adalah yang sebelum kematiannya tidak beristighfar.
3.    Berdoa, karena berdoa adalah senjatanya orang beriman. Doa yang dianjurkan adalah, ”Allaahumma innaa na’udzubika min an nusyrika bika syai’aa na’lamuhu wanastaghfiruka limaa laa na’lamuhu” (Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari menyekutukan-Mu dengan sesuatu yang aku ketahui dan mohon ampun kepada-Mu dari apa yang tidak aku ketahui). 
Semoga kita selalu menjadi orang yang melakukan sesuatu karena Allah dan dilindungi dari perbuatan syirik, aaamiin..

No comments:

Post a Comment