Pembicara :
Ustadz Natsir Harits, Lc., MA.
“Dan diantara manusia ada orang yang menyembah tuhan selain Allah
sebagai tandingan, yang mereka cintai seperti mencintai Allah. Adapun
orang-orang yang beriman sangat besar cintanya kepada Allah...” (Q.S.
Al-Baqarah 165)
Ayat
diatas menjelaskan bahwa dilarangnya manusia mencintai sesuatu seperti
mencintai Allah, terlebih lagi jika melebihi cintanya kepada Allah. Ingatlah
bahwa kebesaran Allah meliputi segala sesuatu. Jika kita pikirkan jagad raya
yang luas ini, maka tak ada yang bisa menyamakannya dengan Allah. Ibu, bapak,
mobil, harta kekayaan, dan lain-lain yang kita cintai sama sekali tidak ada
apa-apanya dibandingkan Allah. Mereka semua dalam kekuasan Allah, maka apakah
pantas kita mencintai mereka lebih dari mencintai Allah? Berhati-hatilah kawan,
jika kita melakukannya maka kita bisa terjerumus ke dalam kesyirikan.
Disebut
‘iman’ jika kita memperhatikan Allah dengan waktu, harta, tenaga, pikiran yang
kita miliki. Lantas, mungkin kita bertanya, bagaimana bisa kita memperhatikan
Allah sementara begitu banyak kegiatan yang kita kerjakan setiap hari?
Bagaimana bisa kita mencintai Allah seutuhnya sementara banyak cinta yang mesti
kita bagi untuk orang yang kita cintai? Bagaimana kita harus memerhatikan Allah
100 % sementara begitu banyak hal yang harus kita perhatikan di dunia ini?
Caranya adalah dengan SINERGI. Allah berfirman, “Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan
Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia dan berbuat
baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan
janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi...”
Sinergi
dalam artian ini adalah kita melibatkan Allah dalam segala aktivitas yang kita
lakukan. Ketika kita hendak belajar, maka niatkanlah belajar karena Allah.
Ketika ketika mencintai orang tua kita, maka cintailah mereka karena Allah.
Ketika kita mencintai saudara kita di Palestina dan Rohingya, maka cintailah
mereka karenaA Allah. Dengan begitu, cinta kepada mereka adalah bentuk cinta
kita kepada Allah dengan memperhatikanNya.
Syirik
adalah kedzaliman yang sangat besar. Rasulullah saw bersabda,”Sungguh, diantara
apa-apa yang aku khawatirkan diantara apa-apa yang aku khawatirkan adalah
syirik kecil”. Untuk menghindarkan diri dari syirik, baik itu syirik besar
maupun syirik kecil, solusinya seperti difirmankan Allah dalam Q.S. Muhammad
19: “Maka ketahuilah, bahwa tidak ada
tuhan (yang patut disembah) selain Allah, dan mohonlah ampunan atas dosamu dan
atas (dosa) orang-orang muknin, laki-laki dan perempuan. Dan Allah mengetahui
tempat usaha dan tempat tinggalmu.”
1.
Dengan mengucapkan kalimat tahlil, Laa ilaa ha illallah (Tiada tuhan selain
Allah) dengan sering membaca dan menuntut ilmu tentangnya. Ilmu ini diperlukan
agar kita mengetahui pengertian makhluk agar kita bisa bersikap benar
tentangnya.
2.
Jika kita terlanjur melakukan dosa (terutama
dosa syirik) maka mohon ampunlah dengan beristighfar. Syirik yang tidak
diampuni adalah yang sebelum kematiannya tidak beristighfar.
3.
Berdoa, karena berdoa adalah senjatanya orang
beriman. Doa yang dianjurkan adalah, ”Allaahumma
innaa na’udzubika min an nusyrika bika syai’aa na’lamuhu wanastaghfiruka limaa
laa na’lamuhu” (Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari menyekutukan-Mu
dengan sesuatu yang aku ketahui dan mohon ampun kepada-Mu dari apa yang tidak
aku ketahui).
Semoga kita selalu menjadi orang
yang melakukan sesuatu karena Allah dan dilindungi dari perbuatan syirik,
aaamiin..
No comments:
Post a Comment